Mengagungkan dan Mengamalkan Al Quran Disetiap Waktu Kita

Mengagungkan dan Mengamalkan Al Quran Disetiap Waktu Kita

Banyak kaum muslim yang faham bahwa bulan Ramadhan adalah bulannya Al Quran. Tidak sedikit yang mengisi siang dan malamnya di bulan Ramadhan untuk membaca dan mempelajari Al Quran. Akan tetapi, tidak semuanya yang berupaya melanggengkan hal itu setelah bulan yang mulia tersebut berlalu. Padahal sudah semestinya seorang muslim mengagungkan dan mengamalkan seluruh kandungan Al Quran disetiap waktu kehidupan kita. Seperti apa penjelasannya?

Sebagian ulama berpendapat, Ramadhan adalah bulan agung (syahr ‘azhîm), bulan mulia (syahr ‘ali) dan bulan penuh berkah (syahr mubârak). Di antara keagungan, kemuliaan dan keberkahan bulan Ramadhan karena dalam bulan inilah Al Quran diturunkan (QS al-Baqarah [2]: 185), selain karena dalam bulan ini pula biasanya kaum Muslim lebih banyak lagi membaca dan mengkaji Al Quran.

Keagungan Al Quran
Keagungan Al Quran bukan hanya karena ia diturunkan pada bulan yang istimewa, yakni Ramadhan. Keagungan Al Quran tentu saja karena ia adalah kalamullah. Sebagai kalamullah, Al Quran adalah kitab yang tiada tandingannya. Allah SWT berfirman (yang artinya): “Tidakkah kalian memperhatikan Al Quran? Seandainya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentu mereka bakal menjumpai banyak pertentangan di dalamnya.” (TQS an-Nisa’ [4]: 82).

Allah swt. pun berfirman (yang artinya): “Jika kalian tetap dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surah saja yang serupa dengan Al Quran itu, dan ajaklah para penolong kalian selain Allah jika kalian memang orang-orang yang benar.” (TQS al-Baqarah [2]: 23).

Tidak aneh jika Baginda Rasulullah saw.. pun bersabda, ”Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah Kitabullah…” (HR Ahmad).

Keutamaan Membaca, Mengkaji dan Mengamalkan Al Quran
Baginda Rasulullah saw. bersabda, ”Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR al-Bukhari).

Rasul saw. juga bersabda, ”Orang yang membaca Al Quran dan dia menguasainya akan bersama-sama para malaikat yang mulia dan baik. Adapun orang yang membaca Al Quran secara terbata-bata dan merasakan kesulitan akan mendapatkan dua pahala.” (HR al-Bukhari dan Muslim). Rasul saw. pun bersabda, ”Tak ada iri kecuali terhadap dua orang: orang yang Allah beri Al Quran, lalu ia mengamalkannya siang-malam; orang yang Allah beri harta, kemudian ia menginfakkannya siang-malam.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dosa Mengabaikan Al Quran
Jika membaca, mengkaji dan mengamalkan Al Quran dianggap sebagai perbuatan mulia, maka mengabaikan Al Quran tentu merupakan perbuatan tercela. Allah SWT berfirman (yang artinya): Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran ini sebagai sesuatu yang diabaikan.” (TQS al-Furqan [25]: 30).

Rasulullah saw. mengadukan perilaku kaumnya yang menjadikan Al Quran sebagai mahjûr[an]. Mahjûr[an] merupakan bentuk maf’ûl, berasal dari al-hujr, yakni kata-kata keji dan kotor. Maksudnya, mereka mengucapkan kata-kata keji dan dusta terhadap Al Quran, seperti tuduhan Al Quran adalah sihir, syair, atau dongengan orang-orang terdahulu (QS al-Anfal [8]: 31). Bisa juga berasal dari al-hajr yakni at-tark (meninggalkan, mengabaikan, atau tidak memedulikan). Jadi, mahjûr[an] berarti matrûk[an] (yang ditinggalkan, diabaikan, atau tidak dipedulikan) (Lihat: at-Thabari, 9/385-386)

Banyak sikap dan perilaku yang oleh para ahli tafsir dikategori hajr al-Qur’ân (meninggalkan atau mengabaikan Al Quran). Di antaranya adalah menurut al-Qasimi (7/425) menolak untuk mengimani dan membenarkannya; tidak men-tadaburi dan memahaminya; tidak mengamalkan dan mematuhi perintah dan larangannya; berpaling darinya, kemudian berpaling pada lainnya, baik berupa syair, ucapan, nyanyian, permainan, ucapan, atau pedoman hidup yang diambil dari selainnya; sikap tidak mau menyimak dan mendengarkan Al Quran; bahkan membuat kegaduhan dan pembicaraan lain sehingga tidak mendengar Al Quran saat dibacakan, sebagaimana digambarkan Allah swt. (QS Fushshilat [41]: 26).

Al Quran Memberi Syafaat
Al Quran akan memberikan syafaat (pertolongan) pada Hari Kiamat nanti kepada orang yang biasa membaca, mengkaji dan mengamalkannya. Baginda Rasulullah saw. bersabda, ”Bacalah oleh kalian Al Quran karena ia akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membaca dan mengamalkannya.” (HR Muslim).

Rasulullah saw. bersabda, “Puasa dan Al Quran itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada Hari Kiamat nanti. Puasa akan berkata, ‘Tuhanku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat. Karena itu, perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya.’ Al Quran pun berkata, ‘Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari. Karena itu, perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’ Lalu syafaat keduanya diperkenankan.” (HR Ahmad, al-Hakim dan ath-Thabrani).

Semoga kita yang saat ini gembar membaca Al Quran di bulan Ramadhan dan tetap mengagungkan dan mengamalkan kandungannya disetiap waktu, termasuk orang yang mendapatkan syafaat puasa dan Al Quran pada Hari Kiamat nanti. Amin.

Wa ma tawfiqi illah billah.